Dengarkan Keluhan Pedagang Pasar Rumput. Prof Udin : Perlunya Kebijakan Baru Menyesuaikan Dengan Kondisi Masyarakat, Bukan Sebaliknya

Pangkalpinang508 Dilihat

PANGKALPINANG – Kondisi ekonomi masyarakat akar rumput di Kota Pangkalpinang menjadi perhatian serius Calon Wali Kota Pangkalpinang, Prof. Saparudin Masyarif, yang akrab disapa Prof. Udin.

Pada Selasa (21/7/2025) pagi, Prof. Udin menyambangi Pasar Rumput, Jalan Laksamana Malahayati, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Pangkal Balam, untuk melihat langsung denyut nadi perdagangan rakyat di pasar tradisional tersebut.

Didampingi Yuri Sugali Wakil Ketua DPD bidang Pemuda dan Olahraga PDI Perjuangan, beberapa relawan dan tim pemenangannya, Prof. Udin menyusuri lorong-lorong pasar yang tampak sepi. Banyak kios tertutup rapat, sebagian lapak bahkan kosong tak berpenghuni.

Pemandangan ini menjadi refleksi nyata bahwa roda ekonomi rakyat kecil belum sepenuhnya pulih, bahkan lima tahun pasca pandemi COVID-19.

“Kita menyapa seperadik kita pedagang di Pasar Rumput, tapi ini rumputnya banyak yang mati. Artinya banyak toko yang tutup. Ini menunjukkan bahwa ekonomi kita masih lemah, belum bangkit,” ungkap Prof. Udin dengan nada prihatin.

Menurut pengamatannya, sekitar 30 persen lapak di pasar tersebut kosong dan tidak digunakan. Para pedagang yang masih bertahan pun mengeluh kesulitan membayar sewa kios karena sepinya pembeli. Sebagian dari mereka bahkan menunggak pembayaran sewa kepada pengelola pasar.

“Keluhan mereka hari ini adalah belum sanggup membayar sewa. Mereka minta sistem sewa harian, karena pendapatan mereka tidak tentu. Tapi sampai sekarang, belum ada keputusan dari pemerintah,” ujar Prof. Udin usai berdialog dengan pedagang.

Dalam suasana yang akrab dan santai, ia mendengarkan satu per satu masukan dari para pedagang. Banyak di antara mereka berharap pemerintah daerah lebih fleksibel dalam mengelola sewa, serta memberikan insentif atau kebijakan yang berpihak kepada pedagang kecil.

Menanggapi hal itu, Prof. Udin menyatakan akan memperjuangkan sistem sewa yang adil dan realistis jika dipercaya memimpin Kota Pangkalpinang.

“Kalau mereka belum sanggup dan lebih cocok dengan sistem harian, ya kita ikuti. Pemerintah tidak boleh memaksakan. Kebijakan harus menyesuaikan dengan kondisi masyarakat, bukan sebaliknya,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kebersihan dan estetika pasar. Meskipun bangunan pasar sudah cukup layak, namun masih perlu pembenahan agar lebih tertata, bersih, dan nyaman bagi pengunjung maupun pedagang.

“Sarana dan prasarana pasar ini sebetulnya sudah memadai, tinggal dirapikan dan dibersihkan. Ini soal niat dan komitmen. Kita harus buat pasar ini jadi pusat aktivitas ekonomi yang hidup kembali,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prof. Udin menyampaikan bahwa keberlangsungan pasar tradisional adalah indikator utama kesehatan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Menurutnya, perhatian terhadap sektor ini sama pentingnya dengan pembangunan infrastruktur berskala besar.

“Pasar rakyat adalah barometer ekonomi kota. Kalau pasar sepi, itu tanda bahwa masyarakat belum kuat. Pemerintah harus hadir, bukan hanya membangun, tapi juga menghidupkan ekonomi rakyat,” pungkasnya.

Blusukan ini menjadi bukti nyata pendekatan langsung Prof. Saparudin terhadap persoalan mendasar masyarakat. Ia menegaskan, jika diberi amanah oleh rakyat Pangkalpinang, maka kebijakan pro-pedagang kecil dan penguatan ekonomi kerakyatan akan menjadi prioritas utama dalam pemerintahannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *