SUARAMELAYU.CO.ID — KELURAHAN DUL, BANGKA TENGAH —
Sudah beberapa bulan terakhir ini warga setempat Rt 016 Jalan Dahlia dan warga Rt 19 Bravo, Kelurahan Dul, Kabupaten Bangka Tengah diresahkan oleh bau menyengat yang berasal dari pabrik smelter PT. Premium Tin Indonesia (PT.PTI) yang berlokasi dan beroperasi disekitar tempat tinggal mereka.
Saat awak media menyambangi kediaman salah satu warga setempat, bau yang menyengat seperti belerang ini diduga berasal berbahan kimia yang sangat santer tercium, perihal inilah yang menyebabkan keresahan warga sekitar.
Seperti yang disampaikan Ahmad Ziwar, warga yang bertempat tinggal tak jauh dari sumber bau yang berasal dari pabrik smelter mengatakan, kalau rumahnya yang sangat dekat dengan pabrik setiap hari harus mencium bau menyengat sehingga hampir tidak tahan lagi tinggal di rumahnya.
“Kalian bisa cium sendiri, bau ini sangat menyengat, seperti tadi malam. Sekitar jam 3 dan jam 4 pagi, kami mencium bau yang sangat menyengat yang diduga berasal dari smelter tersebut.
Bau ini seperti bau proses kimia yang sangat nyengat hidung, bahkan dirinya yang hampir tidak pernah terkena pilek pun sudah beberpa hari ini tidak tahan dengan bau yang menyebabkan dirinya pilek, dan yang saya takutbkan, hal ini bisa mengakibatkan asma atau semacam ganguan pernapasan, ” Keluhnya kepada wartawan, (01/8/23)
Ahmad Ziwar juga memaparkan, kejadian seperti ini sudah sangat lama sekali terjadi, namun tidak bisa berbuat banyak, hanya sesekali melaporkan perihal ini kepada Ketua RT, berharap agar bisa untuk ditindak lanjuti demi kebaikan bersama, khusus nya untuk kesehatan anak-anak disini.
“Hanya bisa melaporkan perihal ini ke RT, berharap kami khususnya yang berdekatan dengan sumber bau dan umumnya untuk kebaikan semua warga disekitar sini, agar terlepas dari bau yang menyengat ini. Sekali lagi, semoga bisa diatasi karena kami kuatir bisa membahayakan kesehatan keluarga, terutama anak-anak kecil karena di lokasi ini sangat banyak sekali anak kecil,” pakarnya.
Tidak sampai disitu, Ahmad Ziwar juga berharap kepada pihak perusahaan, agar mendengar keluhan ini dan jangan menganggap enteng perihal ini, karena ini masalah kesehatan banyak jiwa.
Karena pabrik ini berdiri dikawasan pemukiman penduduk, Ahmad Ziwar juga menghimbau kepada pemerintah dan instansi terkait, dapat menutup pabrik smelter atau memindahkannya ke tempat selayaknya, seperti dikawasan industri.
“Meski saya kurang mengerti, tapi kita tau dalam aturannya, sudah jelas tidak boleh ada pabrik atau smelter berdiri di lokasi pemukiman penduduk.
Buat pemerintah dan instansi terkait, kaji kembali, apakah layak pabrik ini beraktivitas di pemukiman penduduk, tutup atau pindah kan ke kawasan yang selayaknya, smester ini harus dikawasan industri, bukan di pemukiman” harapnya.
Bagus, Ketua Rt 016, yang juga berada di lokasi membenarkan bahwa bau menyengat tersebut berasal dari pabrik Smelter PT. PTI. Menurutnya, persoalan tersebut sudah lama terjadi. Sejak awal tahun 2023 dan sekitar 2 bulan lalu sudah pernah dilaporkan kepada pihak kelurahan yang akhirnya menurunkan Babinsa dan Babinkamtibnas untuk bertemu pihak perusahaan.
Namun, hingga kini hasilnya tetap saja tidak berubah dan masih sama, bau menyengat meski pihak perusahaan pada saat itu sudah sepakat untuk membuat alat hisap guna menyedot bau belerang tersebut.
Lebih lanjut, Bagus juga mengatakan, pihak perusahaan pernah berjanji untuk menyampaikan persoalan ini ke kantor pusat mereka di Jakarta, tetapi setali tiga uang,
Bau yang sangat sangat, dan suara berisik yang keluar dari paprik smelter masih sangat meresahkan warga.
“Masalah bau yang menyengat, warga banyak mengeluh ditambah lagi tingkat kebisingan yang tinggi dari suara lonceng dan besi, karena memang di dalam sana ada bengkel.
Bahkan untuk menindak lanjuti laporan para warga, tadi malam, saya juga sudah melaporkan lagi persoalan ini kepada lurah, termasuk Bhabinkamtibnas”, jelas Bagus.
Senada dengan Ahmad Ziwar, Bagus juga meminta pemerintah ataupun pihak pabrik untuk bisa memindahkan smelternya dari lokasi tersebut, karena sudah sangat meresahkan warga juga sangat berbahaya bagi lingkungan dan dikwatirkan akan ada dampaknya di sekitar warga yang kemungkinan seperti kanker.
“Buat pemerintah dan instansi terkait, tolong tindak lanjuti, tutup dulu atau pindahkan smelter ini ke kawasan yang jauh dari permukaan penduduk” Pinta Bagus. (1/8/23)
Sampai saat ini, awak media masih mencoba untuk menghubunggi Pihak Perusahaan PT. Premium Tin Indonesia, untuk kepentingan berimbang nya produk pemberitaan
Dan juga dari instansi terkait, perihal izin oprasional pabrik smelter tersebut yang mengeluarkan bau menyengat dan mengancam kesehatan juga keselamatan warga.
Bupati Bangka Tengah, Algafri Rahman hingga kini, juga belum bisa memberikan tanggapan resmi terkait perihal ini. (2/8/23)
(*)