PANGKALPINANG – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyiapkan pembangunan pelabuhan baru di Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah. Lokasi ini dinilai strategis untuk mendukung ekspor hasil tambang dan pengembangan kawasan industri maritim.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, menyampaikan rencana tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke wilayah tersebut, Kamis (8/5/2025). Ia mengungkapkan bahwa selama ini Bangka Belitung memiliki potensi besar yang belum tergarap optimal.
“Alam yang dikasih Allah ini luar biasa. Ini hari ke-21 saya bekerja, saya datang ke sini dan akhirnya Allah tunjukkan tempat terbaik untuk pelabuhan ekspor. Selama ini saya pusing memikirkan pelabuhan ekspor untuk Belinyu, ternyata tempatnya di sini,” ujar Hidayat.
Hidayat menjelaskan, survei awal menunjukkan kedalaman air di sekitar lokasi pelabuhan mencapai 4 meter, dan bisa bertambah menjadi 7 meter dalam beberapa jam saat pasang. Ini dinilai cukup memadai untuk lalu lintas kapal ekspor maupun angkutan barang dan penumpang.
“Di sini jaraknya hanya 250 meter dari bibir pantai, dan kedalaman sudah 4 meter. Ini sangat potensial,” katanya.
Pemerintah provinsi akan segera mencari investor untuk merealisasikan proyek ini. Hidayat memastikan pelabuhan ini akan dibangun secepat mungkin, dan namanya akan ditentukan kemudian. Pelabuhan tersebut juga akan dilengkapi terminal penumpang dan kargo.
Tak hanya itu, Hidayat juga mengungkapkan rencana memperluas kawasan pelabuhan menjadi kawasan industri strategis seluas 100 hektare. Lahan awal seluas 18 hektare yang merupakan aset negara akan dikembangkan menjadi kawasan pergalangan kapal terbesar di Asia Tenggara.
“Kalau sudah jadi kawasan industri, semua pajak akan bebas. Investor dari Singapura, Korea, Malaysia, dan daerah lain di Indonesia akan berdatangan. Bangka Tengah yang selama ini disebut ‘Bangka terjepit’ akan berubah jadi pusat industri maritim terbesar,” kata dia.
Hidayat juga menyebut, dengan adanya kawasan industri di Bangka Tengah, proses pengolahan timah tidak perlu lagi dilakukan di luar daerah, seperti di Batang, Jawa Tengah.
Selama ini, lanjut dia, pelaku industri enggan menanamkan modal karena Bangka Belitung belum memiliki kawasan industri resmi. Namun dengan dibukanya kawasan ini, iklim investasi akan lebih menarik dan kompetitif.
Rencana pembangunan pelabuhan dan kawasan industri ini akan melengkapi pelabuhan lainnya yang sedang dikembangkan, seperti Pelabuhan Sadai dan Tanjung Ular.
“Terminal ini nantinya akan melayani penumpang dan barang. Ini peluang besar untuk membuka lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Bangka Tengah,” ujarnya.
Pemerintah daerah berharap dukungan penuh dari masyarakat, kementerian terkait, dan para calon investor demi mempercepat pembangunan infrastruktur maritim yang bisa menjadi tulang punggung ekonomi Bangka Belitung ke depan. (Abie)